Pramuka Perguruan Tinggi Kurang Diminati? Mengapa?

Hello Genk!

Selamat datang di Rubrik kami, Kakak pembaca semua!

Rubrik Humas Racana Brawijaya yang pastinya membahas informasi dan ulasan menarik seputar Kepramukaan Pandega dan hal seru lainnya.

Tidak sedikit mindset atau pemikiran mahasiswa yang mengungkapkan bahwa, dengan mengikuti kegiatan Pramuka dapat mengganggu proses pembelajaran akademik. Sebenarnya banyak mahasiswa yang di tingkat sebelumnya telah mengikuti kegiatan Kepramukaan, namun mereka memilih untuk tidak lagi melanjutkan pada tingkat Perguruan Tinggi. Berbagai alasan melatarbelakanginya, salah satunya adalah sudah bosan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan Kepramukaan dan merasa bahwa kegiatan Kepramukaan hanya membuang-buang waktu.

Jujur saja kondisi Pramuka saat ini telah menuju penurunan karakterisasi. Kondisi inilah yang memicu kurangnya peminatan di bidang Kepramukaan, yang disebabkan oleh moderinisasi teknologi dimana dalam segala aspek kehidupan dari zaman ke zaman akan mengalami perubahan terutama dalam bidang teknologi. Kemajuan teknologi ini membawa dampak yang berbeda pada setiap individu, jika kemajuan ini tidak didasari dengan pemikiran-pemikiran yang logis akan berdampak pada karakterisasi pada kaum pemuda, banyak dari kaum muda atau kaum milenial mulai merubah pemikiran yang segala sesuatunya bisa didapatkan dengan mudah tanpa harus bersusah payah. Kemajuan teknologi yang ada kurang dipergunakan secara tepat dan bijaksana.

Moderinisasi yang kurang tepat inilah yang dapat menyebabkan banyak kaum muda sekarang yang menjadi kurang produktif, salah satunya adalah mulai  kehilangan minat pada kegiatan-kegiatan yang dirasa menyusahkan dan memberatkan dirinya. Karena pandangan kaum muda yang serba enak dan cepat inilah yang membawa pengaruh besar terhadap tingkat peminatan kaum muda pada bidang Kepramukaan, karena banyak yang berpikir bahwa kegiatan Kepramukaan itu sangat menyusahkan. Misalnya kegiatan perkemahan di hutan, yang mengharuskan bertahan hidup dalam keadaan yang terbatas.

Dapat disimpulkan bahwa pandangan orang lain khususnya pemuda sendiri jika mengikuti kegiatan Pramuka sama saja mempesulit diri sendiri. Namun, pada kenyataannya kegiatan dalam Kepramukaan itu mengasyikkan dan memberikan pembelajaran kehidupan yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, dari kegiatan perkemahan tersebut dapat memberikan pembiasaan untuk hidup dimanapun berada sehingga mampu mengahadapi segala situasi dan kondisi apapun dan mampu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dalam hidup.

Jadi, yang harus dilakukan adalah memberikan pemahaman bahwa Pramuka itu tidak mempersulit. Untuk memberikan pemahaman ini sebenarnya bisa ditanamkan sejak masa penggalang atau penegak, dimana dalam golongan tersebut Pramuka telah diwajibkan dan masuk dalam Kurikulum 2013 dan dari kewajiban ini tentunya mampu mengupayakan pemahaman tentang kegiatan-kegiatan yang ada dalam Pramuka, salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang seru dan menyenangkan sehingga mampu menghilangkan stigma bahwa Pramuka itu dapat mempersulit diri sendiri.

Seharusnya para kaum pemuda atau kaum milenial dapat bangga bisa bergabung di Pramuka karena dalam Pramuka akan mendapatkan pengalaman yang tidak bisa didapatkan di organisasi lain, karena Pramuka itu istimewa dan menjadi salah satu organisasi yang masuk dalam Kurikulum pembelajaran pendidikan di Indonesia dari tingkat siaga sampai penegak. Dalam Pramuka sendiri mampu memberikan pembelajaran tentang kehidupan, dimana kita harus bisa mandiri dan siap menghadapi segala permasalahan yang datang dan  mampu untuk menyelesaikannya, karena dalam Pramuka sendiri telah diajarkan mengenai Problem Solving untuk menganalisis dan menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada.

Dalam UU No.12 Tahun 2020 telah dijelaskan bahwa tujuan dari dibentuknya Gerakan Pramuka adalah untuk merevitalisasi kepribadian bangsa Indonesia yang mampu menghidupkan dan menggerakkan kembali semangat perjuangan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Sehingga dengan mengikuti Pramuka seharusnya mampu menjawab tantangan penurunan karakterisasi pemuda di Indonesia, dengan menerapkan dasa darma dalam kehidupan sehari-hari. Terkait dengan kegiatan- kegiatan di Pramuka sendiri telah dijelaskan bahwa Gerakan Pramuka yang bersifat memberikan pendidikan bukan tuntutan, dan dalam proses bergabung ke organisasi ini bersifat sukarela seperti yang tercantum dalam UU No.12 Tahun 2010 Pasal 20 ayat 1. Sedangkan untuk stigma bahwa dengan berkegiatan pramuka ini dapat mengganggu kegiatan kuliah sebenarnya kembali pada setiap individu untuk mengatur waktunya.

Dalam Petunjuk Penyelenggaraan Gugus Depan Perguruan Tinggi No.180 A Tahun 2011 telah dijelaskan bahwa penyelenggaraan kegiatan Kepramukaan di Perguruan Tinggi ini telah disesuaikan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan hal ini seharusnya dapat mempermudah proses akademik melalui kegiatan kepramukaan. Misalnya, kita mampu mengoptimalkan ilmu yang kita dapatkan melalui Teknologi Tepat Guna yang dapat bermanfaat bagi masyarakat dan berhasil lolos dalam bidang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) kita sudah mempunyai jaminan untuk lulus kuliah tanpa skripsi.

Dalam Petunjuk Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega juga dijelaskan beberapa permasalahan dan pendekatannya, salah satunya adalah perkembangan teknologi yang dapat menyebabkan kualitas lingkungan hidup, dan untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilkukan beberapa pendekatan, salah satunya adalah melalui proses pendidikan yang efektif, efisien, berguna dan bermanfaat serta meningkatkan kemampuan dan kreativitas berinovasi yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungannya. Selain itu kegitan-kegiatan yang dilaksanakan bersifat dinamis, berkarakter, progresif, menantang, bermanfaat untuk diri sendiri dan juga masyarakat yang berorientasi dalam pengembangan diri. Jadi tentunya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kepramukaan dapat memberikan kesempatan diri untuk berubaah menjadi pribadi yang lebih berkarakter dan tentunya mampu memberikan manfaat kepada diri sendiri dan juga masyarakat di lingkungan sekitar kita.

Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Racana Brawijaya pada Bab III Pasal 5 terkait Visi Racana Brawijaya juga menjelaskan bahwa, Racana Brawijaya menjadi wadah mencetak anggota yang berkarakter, berwawasan kebangsaan, peduli dan tanggap terhadap lingkungan sekitar, serta mengikuti perkembangan teknologi dengan berlandaskan Pancasila, UUD 1945, Tri Satya, Dasadarma Pramuka, dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dengan bergabung di Pramuka Perguruan Tinggi khususnya Racana Brawijaya ini mampu menjawab tantangan menurunnya karakter para kaum pemuda milenial akibat berkembangnya teknologi, karena selalu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, Tri Satya, Dasadarma Pramuka, dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

 

Penulis Artikel : Siti Fitrohitul Izza (Diksarpram 40)

Tinggalkan Balasan

Scroll to top