Serunya Menjadi Delegasi Racana Brawijaya – Explore Madura Bersama Racana Se-Jawa Timur

Februari, 2022 – Hallo Genk! Seperti kata pepatah, “Tak Kenal Maka Tak Sayang”, Jadi perkenalkan saya Wari di Racana Brawijaya menjabat sebagai Ketua Dewan Racana dan partner saya, Relys Sandi di Racana Brawijaya menjabat sebagai Bendahara Umum. Kali ini saya akan berbagi cerita saat menghadiri sekaligus sebagai delegasi dalam acara Dies Maulidiyah Ke-30 Pramuka IAIN Madura. 

Awal Perjalanan, saya mulai dari Kota Malang menggunakan kendaraan bermotor menuju Kabupaten Pasuruan (tempat tinggal Kak Relys – Partner) ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam. Sesampainya di Pasuruan, kami beralih menggunakan transportasi umum Bus antar kota Pasuruan – Surabaya. Pemberhentian pertama di Terminal Surabaya, kami menyempatkan diri untuk mengisi perut dengan makan Soto Lamongan sebelum melanjutkan perjalanan menggunakan Bus antar kota Surabaya – Madura. Selama perjalanan saya begitu menikmati pemandangan, terutama ketika melewati Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu adalah jembatan nasional yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura, Indonesia. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. 

Sesampainya di Madura yang merupakan pulau letaknya di sebelah utara Jawa Timur dengan penduduk sebanyak 4 juta jiwa. Madura dibagi menjadi 4 kabupaten, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Kami bergegas untuk menunaikan ibadah sholat dan bersih diri sebelum menuju tempat berlangsungnya acara. Pakaian yang kami gunakan yaitu baju Khusus Racana Brawijaya sebagai identitas diri. Berjalan kaki untuk menuju Kampus IAIN Madura dan selanjutnya kami dijemput menuju lokasi acara di Gedung Serba Guna.

Pertama kali memasuki gedung, kami disambut oleh Pemangku Adat Pramuka IAIN Madura untuk melakukan rangkaian adat penyambutan tamu Racana IAIN Madura dengan disuapi makanan dan minuman adat Racana. Selama berlangsungnya acara, saya dan Kak Relys menempati tempat yang berbeda karena sudah menjadi aturan di Pramuka bahwa antara Putra dan Putri menjadi Satuan Terpisah. Pada Delegasi kali ini, banyak sekali yang datang dari berbagai daerah, saya berkenalan dan saling bertukar pengalaman.

Rangkaian kegiatan Dies Maulidiyah dibuka secara formal yang dipandu oleh 3 MC (Master of Ceremony), uniknya mereka menyampaikan rangkaian demi rangkaian menggunakan 3 bahasa yang berbeda yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan Bahasa Daerah Madura. Lalu dilanjutkan dengan Pengiringan KDR (Ketua Dewan Racana) oleh penari adat menuju barisan terdepan pada bagian kanan barisan dan penari langsung melakukan pertunjukan di atas panggung. Selain prosesi adat di awal memasuki gedung tadi, terdapat adat lainnya yaitu penancapan pusaka adat berupa Payung dan Senjata Adat yang diletakan disebelah kiri panggung yang diiringi pertunjukan tari tunggal topeng. Sambutan dilanjutkan dari berbagai pemangku kepentingan, diakhiri dengan pemotongan tumpeng, doa bersama serta penyerahan kado. Pramuka IAIN Madura sendiri juga memberikan cinderamata kepada perwakilan tiap Racana yang telah hadir. 

Kegiatan berlangsung hingga larut malam, namun sebagian dari tamu yang hadir memilih menetap  untuk beristirahat di sekitar ruang kegiatan maupun tempat yang sudah disediakan. Jika kalian mengira kami akan langsung tidur, jawabannya tentu tidak. Seusainya kegiatan, para delegasi duduk melingkar untuk saling sharing terkait pengalaman pribadi dan kegiatan yang ada di Racana masing-masing. Hal ini menjadi momentum saling mengenal satu sama lain dan dapat dilanjutkan dengan jalinan kerja sama antar Racana pada periode aktif kepengurusan kedepannya. Waktu berjalan begitu cepat kami menutup diskusi dan istirahat guna mempersiapkan diri untuk kegiatan esok hari.

Pada hari berikutnya, kegiatan dimulai pagi hari dengan agenda kegiatan wisata di sekitar pulau Madura bersama kakak kakak Pramuka IAIN Madura. Tempat pertama yang menjadi tujuan yaitu Makam (Pesarean) Jaka Tarub. Legenda Jaka Tarub menjadi salah satu cerita rakyat yang populer, Jaka Tarub mengambil selendang Nawang Wulan seorang gadis kayangan yang turun ke bumi untuk bermain air di Danau, karena selendangnya telah diambil oleh Joko Tarub maka Nawang Wulan pun tidak bisa kembali ke kayangan dan menjadi Istri Joko Tarub. Kondisi makamnya dikelilingi oleh Pohon Bambu yang lebat dan diharapkan untuk tidak diambil oleh warga setempat, karena konon katanya bambu tersebut tidak membawa berkah bagi yang mengambilnya, namun kami sempat heran kenapa banyak tulisan di bambu tersebut dan dijelaskan oleh Kak Roro sebagai PA Putri Pramuka IAIN Madura, dari mitos masyarakat setempat bahwa siapapun yang menuliskan harapannya pada bambu tersebut maka harapannya akan terwujud. 

Selesai dari Makam Jaka Tarub, kami melanjutkan destinasi wisata selanjutnya yaitu menuju Pantai The Legend, kami hanya berfoto-foto sebentar dan kembali pulang menuju gedung serba guna, karena hujan lebat dan cuaca yang tidak mendukung, kami pun tidak luput dari guyuran hujan yang membasahi tubuh, dan tentunya ini menjadi pengalaman yang tidak bisa terlupakan. Setelah sampai di Gedung serba guna lagi, kami makan siang bersama yang kemudian dilanjut bersih diri untuk bersiap pulang ke daerah masing-masing. 

Keseruan dan kesempatan seperti ini tidak akan terjadi berulang kali, jadi sebisa mungkin saya dan Kak Relys memanfaatkan dengan maksimal, apalagi mendapat relasi hingga pengetahuan baru dari berbagai Racana. Semangat berkegiatan dan menjadi bagian dari setiap kegiatan di Racana Brawijaya Genk!

 

Penulis: Wari

Editor: Dhita Zalzabila

Tinggalkan Balasan

Scroll to top